Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
How's life?
Postingan ini labelnya super late post. Karena ulang tahun saya, sudah berlalu beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 24 Juni. But still, berhubung masih bulan juni, i want to celebrate my day as 27th girl..hahahahahaha
First of all, saya menerima banyaak sekali ucapan selamat, doa dan harapan (thanks to soc-med notifications) so by this post, saya mengucapkan banyak terima kasih, nothing but thank you.. semua doa yang terbaik dari keluarga, sahabat-sahabat, teman kerja dan bahkan dari perusahaan asuransi dan provider telepon adalah hadiah yang berarti buat saya. i can't thank you all enough..
For my self, I don't have any specific wish. Saya doanya cuma minta kesehatan dan diberkahi semua langkah (eh, itu banyak yah!). Tapi yang lebih penting saya selalu berharap diusia saya yang masih muda (don't debate it, please) saya bisa punya manfaat buat orang lain, paling tidak buat orang-orang terdekat dalam hidup saya. Seperti salah satu pesan Rasulullah Muhammad SAW, "khairukum anfa akum linnas" sebaik-baik diantara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. Hopefully..
Selain doa dan harapan, saya tidak terlalu berharap soal perayaan. Perayaan ulang tahun buat saya, sudah cukup dengan telepon, sms, dan banyak media yang digunakan oleh sahabat saya mengirimkan doa. That's more than enough. So i'm celebrating it as simple but meaningful as I know, spending my day with my family, mama, uwa, kakak-kakak, adek dan dua ponakan lucu yang gemar mencakar (but i love them both :*).
So, i have nothing more to say, I'm more than a blessed 27th yo girl.. i'm surrounded by all good things can happen. alhamdulillahi rabbil alamin.
Wish me a long life!
With Love
*C
Selasa, 28 Juni 2016
Selasa, 21 Juni 2016
Ramadhan, Bapak dan Segelas Es Cendol
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
How's life, people?
Masih puasa kan? Alhamdulillah..
Beberapa hari terakhir saya berbuka puasa dengan penganan enak bernama es cendol. Bagi beberapa orang, hal yang biasa, tapi es cendol buat saya punya cerita tersendiri apalagi kaitannya dengan ramadhan dan alm. bapak.
Ramadhan bersama bapak buat saya adalah 30 hari bersama es cendol, hahahaha. Bapak adalah penggemar berat makanan ini, kalau mama tidak sempat buat, harus beli dari tempat lain. Intinya berbuka puasa bersama bapak sepaket dengan es cendolnya. bosan pasti, tapi sebagai anak harus bisa menerima selera bapak.
Setelah bapak meninggal november 2011 yang lalu, es cendol absen dari meja makan terlebih di bulan Ramadhan. Entah mengapa, apakah karena es cendol susah dibuat, atau karena di tv terlalu banyak es cendol berformalin, atau es cendol yang terlalu "bapak", yang jelas beberapa ramadhan terlewati, setelah bapak berpulang, tanpa es cendol.
Bapak sebenarnya adalah sosok yang perhatian dan sayang keluarga meski tertutupi dari sikapnya yang keras dan tidak sabaran. Menurut ceritanya, ia termasuk orang yang dibesarkan ditengah kehidupan yang sulit dan penuh tantangan. Merantau di usia muda, numpang tinggal dirumah keluarga, dan jadi preman lokal di sudut kota jakarta. Lingkungan yang akhirnya membentuk karakter bapak. Tidak pernah ada ukuran untuk jadi bapak sempurna, tapi bapak, dengan segala sikap dan sifatnya, mengajarkan saya banyak hal. Hal yang pertama bapak ajarkan adalah agama, salah satu yang paling sering dia lakukan (dan yang paling saya ingat) selain jadi imam adalah air wudhu beliau yang dipercikkan ke muka saya untuk membangunkan sholat subuh. Lebih dari itu tentu banyak hal lain tentang bapak, terlalu banyak untuk diceritakan dalam satu postingan.
Masih tentang segelas es cendol, saya teringat satu cerita. Sewaktu bersekolah dulu saya dan bapak pernah singgah di penjual es cendol pinggir jalan. Saya duduk di kursi plastik sambil mendengarkan bapak memesan es cendol, saya sempat mendengarkan ucapan bapak "yang 1 tidak pakai es batu nah". Ketika pesanan datang, saya refleks mengambil gelas es cendol yang dingin plus batu es. Bapak melarang, katanya punya saya yang tidak pakai es batu. Saya protes, "kenapa pak?" bapak cuma jawab singkat "Kan kau amandel, dak boleh minum es".
Happy Father's Day, Bapak... Miss you forever
With love
*C
How's life, people?
Masih puasa kan? Alhamdulillah..
Beberapa hari terakhir saya berbuka puasa dengan penganan enak bernama es cendol. Bagi beberapa orang, hal yang biasa, tapi es cendol buat saya punya cerita tersendiri apalagi kaitannya dengan ramadhan dan alm. bapak.
Ramadhan bersama bapak buat saya adalah 30 hari bersama es cendol, hahahaha. Bapak adalah penggemar berat makanan ini, kalau mama tidak sempat buat, harus beli dari tempat lain. Intinya berbuka puasa bersama bapak sepaket dengan es cendolnya. bosan pasti, tapi sebagai anak harus bisa menerima selera bapak.
Setelah bapak meninggal november 2011 yang lalu, es cendol absen dari meja makan terlebih di bulan Ramadhan. Entah mengapa, apakah karena es cendol susah dibuat, atau karena di tv terlalu banyak es cendol berformalin, atau es cendol yang terlalu "bapak", yang jelas beberapa ramadhan terlewati, setelah bapak berpulang, tanpa es cendol.
Bapak sebenarnya adalah sosok yang perhatian dan sayang keluarga meski tertutupi dari sikapnya yang keras dan tidak sabaran. Menurut ceritanya, ia termasuk orang yang dibesarkan ditengah kehidupan yang sulit dan penuh tantangan. Merantau di usia muda, numpang tinggal dirumah keluarga, dan jadi preman lokal di sudut kota jakarta. Lingkungan yang akhirnya membentuk karakter bapak. Tidak pernah ada ukuran untuk jadi bapak sempurna, tapi bapak, dengan segala sikap dan sifatnya, mengajarkan saya banyak hal. Hal yang pertama bapak ajarkan adalah agama, salah satu yang paling sering dia lakukan (dan yang paling saya ingat) selain jadi imam adalah air wudhu beliau yang dipercikkan ke muka saya untuk membangunkan sholat subuh. Lebih dari itu tentu banyak hal lain tentang bapak, terlalu banyak untuk diceritakan dalam satu postingan.
Masih tentang segelas es cendol, saya teringat satu cerita. Sewaktu bersekolah dulu saya dan bapak pernah singgah di penjual es cendol pinggir jalan. Saya duduk di kursi plastik sambil mendengarkan bapak memesan es cendol, saya sempat mendengarkan ucapan bapak "yang 1 tidak pakai es batu nah". Ketika pesanan datang, saya refleks mengambil gelas es cendol yang dingin plus batu es. Bapak melarang, katanya punya saya yang tidak pakai es batu. Saya protes, "kenapa pak?" bapak cuma jawab singkat "Kan kau amandel, dak boleh minum es".
Happy Father's Day, Bapak... Miss you forever
With love
*C
Kamis, 02 Juni 2016
Wedding, wedding, wedding...
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
How's life?
Hidup selalu punya ceritanya, bukan?? direntang waktu selama saya hibernasi mengisi laman ini, beberapa sahabat saya menuliskan cerita baru dalam hidupnya. Menikah...
Menikah, menikah, menikah.. seperti judul saya diatas, salah satu fase berbahagia dalam hidup adalah ketika menemukan sang belahan jiwa dan menyatukannya dalam ikatan pernikahan (*tsaah). buat beberapa orang (khususnya di dunia barat sana) menikah adalah sebuah bentuk pengekangan, beberapa yang lain menilai menikah adalah sebuah tujuan hidup, bagi orang tua menikah adalah masa dimana sang anak bukan lagi sepenuhnya milik mereka, anak lelaki berbagi kasihnya buat sang ibu dan kini istrinya, sementara anak perempuan memindahkan baktinya dari orang tua ke suami mereka. Bagi saya, yang seorang teman dan sahabat, pernikahan adalah gerbang, lembaran baru dimana saya tidak lagi bebas mengajak sahabat ngobrol hingga larut, menemani berbelanja hadiah, atau sekedar melepas penat kerja sambil makan-makan.
Pernikahan tentulah hal yang membahagiakan dan olehnya itu perlu dirayakan serta dibarengi ucapan selamat..
Selamat menikah sahabat, selamat menikmati roller coster kehidupan yang lain..
With Love
*C
How's life?
Hidup selalu punya ceritanya, bukan?? direntang waktu selama saya hibernasi mengisi laman ini, beberapa sahabat saya menuliskan cerita baru dalam hidupnya. Menikah...
Menikah, menikah, menikah.. seperti judul saya diatas, salah satu fase berbahagia dalam hidup adalah ketika menemukan sang belahan jiwa dan menyatukannya dalam ikatan pernikahan (*tsaah). buat beberapa orang (khususnya di dunia barat sana) menikah adalah sebuah bentuk pengekangan, beberapa yang lain menilai menikah adalah sebuah tujuan hidup, bagi orang tua menikah adalah masa dimana sang anak bukan lagi sepenuhnya milik mereka, anak lelaki berbagi kasihnya buat sang ibu dan kini istrinya, sementara anak perempuan memindahkan baktinya dari orang tua ke suami mereka. Bagi saya, yang seorang teman dan sahabat, pernikahan adalah gerbang, lembaran baru dimana saya tidak lagi bebas mengajak sahabat ngobrol hingga larut, menemani berbelanja hadiah, atau sekedar melepas penat kerja sambil makan-makan.
Pernikahan tentulah hal yang membahagiakan dan olehnya itu perlu dirayakan serta dibarengi ucapan selamat..
Selamat menikah sahabat, selamat menikmati roller coster kehidupan yang lain..
With Love
*C
Langganan:
Postingan (Atom)