Senin, 02 April 2012

Twitter, Oh Twitter!

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

How’s life, people? Semoga semua berjalan dengan baik. Butuh waktu yang cukup lama untuk saya kembali menulis di blog ini. but, I keep trying to share whatever on my mind..

Off to our main topic..

Judul tulisan saya kali ini tentang social media berbentuk microblogging bernama twitter. Tulisan ini saya buat setelah saya menamatkan buku berjudul “MANUSIA SETENGAH SALMON” karya Raditya Dika. Setelah saya membacanya, saya sadar bahwa Dika sedang berusaha untuk keluar dari comfort zone nya dengan mulai memasukkan pandangan-pandangan serta pikiran-pikirannya dibalik kejadian konyol yang ia alami. Dalam tulisannya terdahulu, dika pernah mengutip pernyataan temannya yang menyuruh dia untuk menulis ‘lebih’ dari sekedar peristiwa konyol yang terjadi dalam kehidupannya dan itu yang dibuktikan oleh buku ini.

Dari sekian banyak tulisan dalam buku itu, saya tertarik dengan tulisan “Tarian Musim Kawin” judul ceritanya memang agak gila tapi tulisan ini membahas tentang bagaimana sebuah soc-med khususnya twitter menjadi tolak ukur ‘kualitas’ seseorang. Maksud saya tentang kata kualitas disini adalah seberapa potensial sosok seseorang untuk dijadikan pacar (well, dalam cerita ini seperti itu). First date yang dulu di lakukan di cafe atau di resto tertentu, kini bisa berpindah melalui soc-med. Kita bisa menilai karakter dan sifat seseorang bukan lagi dari gesture-nya tetapi dari 140 karakter yang ia tulis di akun-akun twitter atau facebook mereka.

Saya jadi teringat beberapa tahun lalu, saya pernah tidak sengaja menemukan akun facebook seseorang yang dulu pernah saya suka (istilah kerennya gebetan). Saya pun membuka akunnya yang kebetulan tidak di protect sehingga saya bisa mengakses wall dan foto-fotonya. But, as soon as I open it, saya jadi heran sendiri mengapa orang yang dulu saya idolakan tiba-tiba jadi sosok yang asing.

Sama seperti yang dikisahkan raditya tentang temannya, trisna(mudah-mudahan namanya benar), yang baru saja merayakan ‘jomblo perak’ istilah untuk dirinya yang sudah berumur 25 tahun tapi belum pernah menjalin hubungan. Dan ia disarankan untuk mulai mengaktifkan diri di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Ternyata harapan mendapatkan kekasih idaman tidak semudah meng-eksis-kan diri di facebook dan twitter.
You can't always get what you want, but if you try sometimes, just just might found you get what you need
, kata Mick Jagger.

Setelah membaca tulisan ini saya refleks membuka akun facebook dan twitter saya. Apa saja yang saya katakan dan apakah celotehan saya via social media menjadi salah satu alasan mengapa hingga saat ini saya masih memilih untuk single? Well, I don’t know. Kelebihan dan kekurangan seseorang kan letaknya dibelakang, that’s why we need other person to tell us.

So, Let’s just read the book, dan buat anda yang memiliki akun twitter dan facebook coba cek kembali kata-kata yang pernah anda tuliskan. Karena dalam sebuah tulisan, pernah dikatakan bahwa perusahaan tertentu menyeleksi calon pegawainya melalui karakternya dalam sosial media. Simplenya, mulailah jaim dalam bersosial media. Lebih baik terlambat dari pada tidak tertolong sama sekali kan?

With Love,
*C