Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh!
How’s life, people?
Well, judul tulisan saya kali ini mungkin lain dari apa yang biasa saya tulis, “Girls And Sexual Abuse!”.. saya kemudian memutuskan untuk menulis hal ini karena dorongan dari sebuah novel saya baru saja saya tamatkan. Judul novelnya The Girl With The Dragon Tattoo, seri pertama dari trilogi karya penulis Swedia, Stieg Larsson. Saya cukup yakin anda pernah mendengar tentang novel ini, terlebih karena novel ini telah dijadikan film dan mungkin beberapa dari anda bahkan telah menontonnya.
Lalu, apa hubungan antara tulisan saya dengan novel ini? pertama, novel ini mengangkat kisah tentang jurnalis Mikael Blomkvist dan seorang hacker wanita bernama Lisbeth Salander yang bekerja sama dalam mengungkapkan kasus hilangnya seorang wanita dari keluarga terpandang. Kasus yang mereka tangani ternyata berakar pada sebuah kasus pelecehan seksual terhadap wanita yang sedang dicari. Dalam novel ini, Stieg Larsson mencoba menghadirkan kasus-kasus yang sering menimpa wanita. Di setiap pergantian bagian cerita, Larsson selalu memberikan fakta tentang pelecehan terhadap wanita.
Ada 4 fakta yang dikemukakan Larsson sehubungan dengan berbagai kekerasan terhadap perempuan khususnya yang terjadi di negaranya, Swedia. Pertama, 18 % perempuan Swedia pernah mendapat ancaman dari pria setidaknya satu kali. Kedua, 46 % perempuan di Swedia pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pria. Ketiga, 13 % perempuan di Swedia pernah menjadi korban kekerasan seksual yang semakin lama semakin buruk. Keempat, 92 % perempuan di Swedia yang pernah mengalami kekerasan seksual tidak melaporkan insiden kekerasan kepada polisi.
Buat saya yang seorang perempuan, fakta mengenai kaum saya dibelahan dunia sana tentu membuat hati saya miris. Namun, ternyata kekerasan seksual seperti yang dituliskan oleh Larsson tidak hanya terjadi di Swedia. Masalah sexual abuse ini beberapa kali diangkat menjadi sebuah tema film. Apakah anda pernah menonton The Lovely Bones, The Accused, Irreversible atau mungkin Lilya 4ever?? Semua film yang saya sebutkan tadi menceritakan tentang banyaknya kasus pelecehan dan kekerasan terhadap wanita.
Perlu di tanamkan bahwa, pelecehan seksual tidak hanya berkaitan dengan kasus pemerkosaan atau segala macam yang berhubungan dengan masalah fisik. Sexual abuse juga bisa berupa pelecehan dari gesture, kata-kata, bahkan tulisan. Kapan sebuah gesture,kata-kata, bahkan tulisan disebut pelecehan seksual? Ketika ketiga hal tersebut membuat diri kita tidak nyaman, hal tersebut bisa saja dikatakan sebagai pelecehan.
Saya bukan R.A Kartini atau Aung Sang Suu Kyi atau Syirin Ebadi, yang membela hak perempuan dari garis depan. But, at least, tulisan ini saya buat sebagai “wake up call” untuk para wanita dimana pun berada, bahwa kita kuat, we don’t deserve that kind of treatment.. we deserve so much better!
Tulisan berapi-api saya ini akan saya akhiri dengan mengutip sebuah lirik lagu.. untuk wanita diluar sana yang merasa dirinya tidak cantik dan tidak mencintai dirinya sendiri.. WE ARE BEAUTIFUL!
I wouldn't wanna be anybody else, hey
You made me insecure, to me I wasn't good enough
But who are you to judge
When you're a diamond in the rough
I'm sure you got some things
You'd like to change about yourself
But when it comes to me
I wouldn't want to be anybody else
nanananananananananananananana
I'm no beauty queen, I'm just beautiful me
nananananananananananana
You got every right to a beautiful life, come on
Who says, who says you're not perfect
Who says you're not worth it
Who says you're the only one that's hurting
Trust me that's the price of beauty
Who says you're not pretty
Who says you're not beautiful, who says?
It's such a funny thing
How nothing's funny when it's you
You tell 'em what you mean
But they keep whitin' out the the truth
It's like the work of art
That never get to see the light
Keep you beneath the stars
Won't let you touch the sky
nananananananananananannananana
Who says you're not star potential
Who says you're not presidential
Who says you can't be in movies
Listen to me, listen to me
Who says you don't pass the test
Who says you can't be the best
Who said, who said?
Would you tell me who said that, yeah
Who said
LOTS OF LOVE
*C
Tw tidak cha? Penulis trilogi Salender dan blomvist itu pada masa mudanya pernah liat seorang cewek yg dilecehin di sebuah gang. And he just watched!!! Dia kepikiran terus. He thinks he have to do something sebagai penebus rasa bersalahnya. Dan novel itu lah jawabannya. Bukan cuma untuk perempuan itu. Tapi untuk seluruh perempuan swedia, dan mungkin bgi pembaca
BalasHapus